Sabtu, 31 Desember 2011

Membangun Generasi Muda Islam yang Qur’ani

Remaja muslim saat ini memiliki peran yang sangat penting. Terutama untuk mewujudkan generasi masa depan yang mampu meninggikan Islam. Namun masihkah ada harapan itu, sedangkan realitas sebagian generasi muda kita saat ini diserang dengan perilaku yang rusak dan menyimpang.
Di tengah-tengah serangan budaya barat yang rusak, sedikit banyaknya kehidupan sekularisme saat ini telah menciptakan generasi muda yang menyedihkan. Kerusakan moral, pergaulan bebas, narkoba, tawuran, hingga lupa ajaran Islam dan merasa asing dengan agamanya sendiri. Sungguh-sungguh sangat menyedihkan dan sangat memilukan.

Keluarga muslim saat ini benar-benar telah dihancurkan. Contoh kecil saja, acara televisi semacam Mamamia , sang ibu berkerudung, tapi masyaAllah sang anak dengan lincahnya berlenggak lenggok mengumbar aurat. Dengan bangganya sang ibu melihat anaknya manggung, seolah tak sedikit pun merasa berdosa membiarkan sang anak dalam jurang kemungkaran. Tidak kah kita merenungkan Firman Allah Q.S. At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
Nah bukankah ini merupakan suatu penyimpangan? Ya, penyimpangan dari nilai-nilai Islam. Yang seharusnya keluarga muslim menjaga anak dan keluarganya dari kemungkaran/ api neraka, tapi tak jarang justru sejak dini sang anak sudah diarahkan untuk menjadi idola semu yang jauh dari nilai-nilai ruhiyyah. Boro-boro bangga karena sudah fasih membaca al-Quran, melainkan justru bangga dengan anak yang pandai nyanyi dan berjoget tak karuan di atas panggung dan di tonton banyak laki-laki yang buakn muhrimnya. Astaghfirullah, memilukan sekali. Di satu sisi, sangatlah menyedihkan, generasi muda sekarang justru seakan acuh dan asing dengan agamanya. coba sejenak kita tengok bagaimana tingkah laku sebahagian generasi muda Islam terhadap agamanya. Qasidah, shalawat, dianggap norak, kampungan, dan mereka seolah malu mengungkapkan. Tapi kalau sudah dangdutan, R&B, rocker, pop seperti Ungu, Raja, dan sebagainya itu yang difavoritkan dan dibanggakan. Banyak lagu-lagu pop/rock baru yang dikeluarkan dengan nada yang cukup rumit dan asing, dengan cepat mereka hafal dan fasih melafalkannya, mereka sangat menikmatinya. Tapi bagaimana dengan ayat-ayat al-Quran? Sepertinya begitu jarang dan begitu sulitnya melafalkannya, atau bahkan justru ditinggalkan. Nau’dzubillah tsumma nau’dzubillah. Sampai kapan kita diam membiarkan dan bersikap acuh tak acuh terhadap kondisi generasi muda kita sekarang ini tanpa berbuat apa-apa?
Sebagai generasi muda yang berpendidikan coba kita lihat disekeliling kita yang mana peradaban saat ini telah banyak pergeseran sehingga banyak timbulnya kehancuran moralitas generasi muda bangsa terutama generasi muda islam, kita lihat disana – sini tempat nongkrong tidak lengkap tanpa miras, drugs, dan zat -zat yang tidak baikl ainnya, bodohnya mereka ini diperparah dengan menganggap itu suatu yang dibanggakan, selain itu berbagai media massa dan elektronik yang banyak menayangkan hal–hal yang merusak dan dilarang oleh agama Islam, dan yang kejinya para saudari–saudari kita kaum wanita yang dijadikan objek oleh para Fothografer Bejat nan Laknat dengan berbagai macam dalih dari seni hingga kebebasan berekspresi, tapi ekspresi yang kebablasan, saking bebasnya Pornografi dan Pornoaksi pun berkembang sedemikian pesatnya sekali lagi dengan kedok kebebasan berekspresi. Na’udzubillahi mindzalik.
Pergaulan yang negatif adalah salah satu dari sekian banyak penyebab kehancuran generasi muda. Saat ini dapat kita lihat banyaknya sistem pergaulan kawula muda yang mengadopsi gaya ala barat dimana etika pergaulan ketimuran telah pupus, mungkin anda pernah atau bahkan sering mendengar kata-kata MBA (married by accident). MBA tampaknya sudah menjadi tren dikalangan remaja dimana melakukan hubungan seks sebelum menikah banyak dilakukan pada saat pacaran. Anak-anak muda sudah menganggap tradisi ini hal yang biasa dilakukan pada saat pacaran bahkan ada yang tidak segan-segan untuk merekam adegan mesum tersebut untuk disebarkan dan ditonton dikhalayak ramai. Apakah ini bukan kehancuran bagi generasi muda bangsa ini?. Jawabannya tentu saja iya.
Satu lagi permasalahan yang sering meracuni generasi muda yaitu narkoba, sudah jelas barang haram ini dikategorikan sebagai barang berbahaya dan terlarang yang bisa merusak generasi muda. Narkoba menjadi jurang kehancuran. Ironisnya memakai barang haram ini juga sudah menjadi tren remaja sekarang dengan anggapan bila mengkonsumsi barang ini akan menjadi senang atau yang dikenal dengan bahasa gaulnya (fly). Padahal sudah jelas menurut kesehatan mengkonsumsi barang-barang sejenis narkoba sangat merusak kesehatan terutama pada sistem syaraf apalagi dengan mengkonsumsi barang ini akan membuat ketagihan dan ketergantungan, ini sungguh menakutkan.
Apa itu semua kita biarkan begitu saja? Tentu tidak! Di tengah-tengah generasi kelabu tersebut, haruslah ada mutiara-mutiara yang akan menyelamatkan mereka. Akan menjadi cahaya bagi mereka, agar mereka kembali kepada jalan yang diridhai Allah SWT.
Perhatian Islam yang besar terhadap generasi muda menunjukkan bahwa masa muda merupakan masa yang sangat penting dan masa yang paling berharga. Generasi muda merupakan rahasia kekuatan suatu umat, tiangnya kebangkitan dan kebanggaan bangsa. Di atas pundak merekalah masa depan umat terpikul, karena pemuda memiliki keistimewaan tersendiri, baik dari segi keberanian, kecerdasan, semangat, maupun dari kekuatan jasmaninya.
Bapak Proklamator Republik Indonesia Bung Karno pernah mengemukakan pernyataan yang sangat populer, beliau menegaskas mengenai arti pentingnya posisi pemuda. Kata beliau : “Berikan 10 orang pemuda dan aku akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100 orang pemuda maka aku akan dapat menggerakkan dunia”
Pada periode lahirnya syari’at Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, generasi muda memegang peranan yang sangat penting dalam menyebarluaskan dakwah Islamiyah, karenanya jangan lewatkan masa muda untuk hal-hal yang tak ternilai di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita sebagai muslim untuk menghasilkan generasi Islam yang berkualitas Islami.
Paling tidak, ada empat hal yang menjadi kriteria dari profil pemuda muslim yang diharapkan bangsa negara dan agama, yaitu:
Pertama, Pemuda yang memiliki aqidah yang benar.
Dasar pendidikan akhlak bagi seorang pemuda adalah akidah yang benar, karena akhlak pancaran atau cerminan dari akidah. Oleh karena itu jika seorang pemuda berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidahnya salah dan melenceng, maka akhlaknya pun akan tidak benar.Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda : اَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ اِيْمَانًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا “Mukmin yang sempurna imannya, adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Turmudzi dari Abi Hurairah).
Ciri Kedua, menempa diri dengan memiliki ilmu dan tsaqafah Islam. Kita semua terutama pemuda hendaklah senantiasa menempa diri dan secara terus-menerus mencari ilmu dan mengamalkannya. Tanpa ilmu pemuda akan tertinggal. Islam mengajak manusia untuk menguasai ilmu, dalam ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. 96 Al-‘Alaq : 1-4).
Betapa pentingnya ilmu bagi seorang pemuda, Rasul yang mulia senantiasa memotivasi umatnya untuk belajar dan membaca. Ada baiknya kita menelaah kembali kisah seorang pemuda yang usianya belum genap tiga belas tahun berjalan mendekati barisan pasukan muslim dengan membawa sebilah pedang ia mendatangi Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, aku membaktikan hidupku kepadamu. Izinkan aku untuk pergi bersamamu dan memerangi musuh-musuh Allah di bawah panji-panjimu”.
Rasulullah yang mulia memandang anak tersebut dengan penuh kekaguman dan menepuk pundaknya. Beliau memuji keberaniannya, tetapi menolaknya untuk bergabung dengan pasukan muslim. Anak muda itu (Zaid bin Tsabit ra.) Rasulullah pun kemudian memberikan tugas kepadanya. “Zaid pergilah belajar tulisan Yahudi”. Zaid kemudian belajar bahasa Ibrani. Maka kemudian ia sangat fasih berbahasa Ibrani dan menjadi sekretaris Rasulullah SAW. Rasulullah juga memerintahkan Zaid untuk belajar bahasa Syria. Demikian Zaid mempunyai fungsi penting ketika Rasulullah berunding dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa yang tidak bisa bahasa Arab.
Ketiga, dari ciri pemuda yang diharapkan di dalam Islam adalah memiliki keterampilan dalam berbagai hal untuk dimanfaatkan dalam kebaikan dan kebenaran dalam upaya mencapai kemajuan diri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Pada masa Rasulullah SAW para sahabat telah menunjukkan kemampuan yang terampil dalam berbagai hal, ada yang terampil dalam berdagang, berperang dan sebagainya yang semua ini tentu saja amat berguna.
Kepada mereka yang memang terampil, Rasulullah SAW sendiri tidak segan-segan memberi penghargaan dan amanah guna mengembangkan keterampilannya itu. Maka ketika Usamah bin Zaid telah menunjukkan keterampilannya yang luar biasa dalam berperang, beliau tidak segan-segan mengangkatnya menjadi panglima perang meskipun umurnya baru 17 tahun, sementara Mush’ab bin Umair yang terampil dalam dakwah, ditugaskan beliau untuk dakwah ke Yatsrib (Madinah).
Ciri keempat, memiliki tanggung jawab, Di antara bukti kebenaran dan kemuliaan nilai-nilai Islam adalah adanya tuntutan tanggung jawab dari setiap individu atas semua perbuatannya. Diferensiasi yang hakiki antara manusia adalah dengan mengukur rasa tanggung jawab serta kemauan untuk menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukan.
Prinsip tanggung jawab ini merupakan salah satu prinsip yang ditetapkan dalam Al Qur’an dalam sejumlah ayatnya :كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ. “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS. 74 Al Mudatsir : 38).
Pada prinsipnya tanggung jawab ini mencakup kepada tiga hal, yaitu; tanggung jawab pemuda sebagai seorang individu, tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, tanggung jawab sebagai bagian dari umat. meninggalkan ketiga kewajiban ini merupakan keburukan yang dicela oleh Islam. Ketiga tanggung jawab tersebut sangat sesuai dengan nilai-nilai kemasyarakatan dan nilai-nilai kemanusiaan atau humanisme.
Kesimpulan
Remaja muslim saat ini memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan generasi masa depan yang mampu meninggikan Islam di tengah realitas dimana sebagian generasi muda kita saat ini diserang dengan perilaku yang rusak dan menyimpang. Kerusakan moral, pergaulan bebas, narkoba, tawuran, hingga lupa ajaran Islam dan merasa asing dengan agamanya sendiri.
Untuk mewujudkan generasi muda Islami yang diharapkan bangsa negara dan agama, paling tidak ada empat hal yang diperlukan untuk menjadi pemuda muslim yang diharapkan, yaitu: Pertama, Pemuda muslim harus memiliki aqidah yang benar. Kedua, memiliki ilmu dan tsaqafah Islam. Ketiga, memiliki keterampilan dalam berbagai hal untuk dimanfaatkan dalam kebaikan dan kebenaran. Keempat, dan memiliki tanggung jawab.

1 komentar: